Penerapan Sistem Informasi Manajemen Sebuah Rumah Sakit di Singapura


Begitu sering kasus-kasus malpraktik dilaporkan sejumlah pasien atau keluarga pasien. Kasus malapraktik biasanya muncul saat pihak pasien atau keluarga pasien tidak puas karena pihak dokter yang menanganinya dinilai bekerja tidak benar sehingga mengakibatkan cacat atau kematian pasien. Banyaknya kasus malapraktik di Indonesia merupakan salah satu bentuk dari kurang demokratisnya dokter dalam melayani pasien. Tidak dapat disangkal bahwa di negara ini masih banyak rumah sakit yang menerapkan doctor-oriented. Padahal, seharusnya manajemen rumah sakit menetapkan patient-oriented.
Akibat manajemen rumah sakit yang kerap kali "menganakemaskan" para dokternya, dalam artian mengelola rumah sakit berdasarkan keinginan para dokter, telah menjadi bumerang bagi perkembangan rumah sakit di negara ini. Contoh kecil berkembangnya sikap doctor-oriented dapat dilihat dari perekrutan dokter oleh pihak pengelola rumah sakit. Dalam hal ini, pihak manajemen akan mempekerjakan dokter-dokter yang sudah terkenal dan mempunyai pasien tetap. Secara ekonomis, praktik seperti ini memang menguntungan. Pasien-pasien dokter yang direkrut tersebut akan berpindah ke rumah sakit di mana si dokter berpraktik, selain berpraktik secara pribadi. Padahal, hal seperti ini tidak boleh dilakukan karena dokter dengan kemampuannya yang terbatas, tidak mungkin bisa menangani begitu banyak pasien. Otak dan tubuh kita perlu istirahat setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tapi, hal ini sering diabaikan karena sejumlah dokter lebih mementingkan nilai material yang dapat diraihnya.
Berbagai kasus malapraktik yang terjadi di Indonesia, akibat pelayanan dokter yang kurang baik, menyebabkan banyak warga Indonesia yang mampu pergi untuk berobat ke Singapura. Dipilihnya Negara Singa tersebut karena letak negara berpenduduk 4 juta itu dekat dengan Indonesia. Dan yang lebih penting lagi, karena pelayanan kesehatan di negara itu sudah teruji secara internasional.
Bahkan saat ini, Singapura pun tengah gencar melancarkan program medical tourism dengan pangsa pasarnya para pasien dari seluruh dunia. Pada saat ini, sasaran pasien yang dituju adalah dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Pasien dari ketiga negara ini, berdasarkan data statistik yang ada di negara itu, merupakan kontributor pasien internasional yang cukup signifikan bagi Negara Singa tersebut. 

Mengapa para pasien internasional datang ke Singapura? Ada sejumlah alasan yang bisa menjelaskan mengenai cukup banyaknya pasien asing di Singapura termasuk pasien yang berasal dari Indonesia.
·               Pertama, Singapura memiliki pusat-pusat kesehatan terbaik.
Rumah sakit-rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan khusus di Singapura menyediakan pusat gabungan berbagai bidang seperti kardiologi (jantung), opthalmology (mata), oncology (kanker), obstetrics dan gynaecology (kandungan), otolaryngology (telinga, hidung, tenggorokan), gastroenterology (sistem pencernaan dan hati) dan neurology (syaraf). Di tempat ini para pasien menerima perawatan kesehatan bermutu dan mutakhir yang diberikan oleh para profesional medis terkemuka.
·               Kedua, Singapura adalah pusat biomedis pertama di Asia.
Dengan kemampuan riset bertaraf dunia di bidang genomics, biologi molekul, bioengineering dan nanoteknologi, bioinformatika serta pendirian biopolis untuk aktivitas riset biomedis. Singapura mengembangkan kemampuannya dari riset dasar hingga pengujian klinis dan pelayanan kesehatan. Hal ini memungkinkan para petugas medis profesional untuk melakukan perawatan dan terapi inovatif terkini.
·               Ketiga, Singapura adalah tempat penyegaran untuk para profesional medis. Berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur pelayanan kesehatan kelas satu, kelompok ahli medis Singapura telah menarik perhatian sejumlah profesional medis internasional. Mereka datang ke Singapura untuk berlatih, belajar, berbagi, dan menjalin koneksi. Selain itu, sebagai kota konvensi paling terkemuka di Asia, Singapura telah berperan sebagai tuan rumah berbagai konferensi, simposium, seminar, dan training setiap tahun yang dihadiri oleh sejumlah profesional medis internasional.
·               Keempat, Singapura mempromosikan suatu lingkungan yang menetapkan dan menjalankan standar untuk melindungi kesehatan masyarakat secara efisien, bahkan terus melakukan inovasi dalam bidang teknologi medis. Health Science Authority (HAS) misalnya, lembaga ini membuat standar pengaturan evaluasi obat-obatan, administrasi farmasi, peralatan medis, obat-obatan transfusi dan sebagainya. Begitu pula dengan Sistem Informasi Manajemen yang terkomputerisasi baik untuk operasional sendiri, maupun untuk membantu pengambilan keputusan di tingkat pengelola rumah sakit. Dengan demikian, para pasien memiliki akses yang lebih cepat untuk memperoleh pelayanan dan produk-produk perawatan kesehatan yang terbaru.
·               Kelima, Singapura adalah kota yang aman.
Hal ini tentunya memberikan ketenangan batin bagi para masyarakatnya. Tingkat kejahatan yang rendah dan lingkungan yang bersih menjadikan Singapura sebagai negara yang paling diminati dan tempat yang aman untuk dikunjungi, sehingga membuat pasien internasional merasa nyaman. Transportasi umum dan swasta yang efisien memudahkan pengunjung untuk melakukan perjalanan keliling kota. Selain itu, masyarakat Singapura yang multibudaya dan multirasial akan membuat para pasien internasional mudah beradaptasi baik terhadap lingkungan maupun hal-hal lainnya, seperti masalah makanan halal.

Karena itu, jika Indonesia tidak mau para pasiennya kabur ke luar negeri, maka sudah seharusnya pihak rumah sakit memperbaiki manajemennya secara radikal. Apa yang terjadi di Singapura sebenarnya bisa pula terjadi di negara ini. Kita kaya dengan sumber daya. Sayangnya, kemampuan bangsa ini baru sampai tingkat retorika belum kepada implementasinya.
Bagaimanapun, untuk menampilkan kehebatan bangsa ini, dibutuhkan kerja keras yang serius dan tekun dari semua pihak. Semoga dalam jangka waktu yang tidak lama Indonesia pun bisa menjadi medical tourism. Tidak ada yang mustahil kan selama masih ada niat dan kerja keras untuk mencapainya.

Related Post:

1 comments:

Lina mengatakan...

wah kebetulan lagi ada tugas bahas masalah ini, makacih ya mas postingannya.

Posting Komentar

^_^ Berharap komentar yang bermanfaat dari Anda ^_^